Penggunaan media sosial tidak hanya menyentuh fungsi entertainment, edukasi atau komunikasi, namun berimbas pada aktivitas transaksi keuangan dan belanja online.
Hal tersebut menimbulkan fenomena baru di sektor virtual purchase.
Fenomena - fenomena tersebut diantaranya adalah,
- Media sosial menjadi tempat menyampaikan keluhan pelanggan.
- Transaksi pembayaran untuk belanja online lebih bervariasi.
- Kebiasaan masyarakat dalam belanja online yang semakin intens.
Kebiasaan belanja online seperti apa yang berubah? Mungkin Anda pernah mendengar istilah door-to-door shopping ketika belanja di mall. Hal yang terjadi saat ini adalah hal tersebut terjadi pada belanja online.
Pada awalnya kita belanja disebabkan oleh faktor kebutuhan atau keinginan, misalnya Anda ingin belanja gadget, maka Anda akan mencari katalog gadget. Di lain sisi ketika Anda membutuhkan produk kecantikan maka Anda akan mencari produk tersebut di katalog kecantikan.
Namun, saat ini yang berbeda adalah kita belanja dipengaruhi oleh iklan yang muncul, unggahan teman di media sosial, atau produk yang menjadi top recommendation. Strategi ini telah diterapkan oleh berbagai e-commerce.
Jika kita lihat tampilan aplikasi Shopee di atas, pada kolom paling atas muncul diskon untuk pembelian produk Unilever hingga 80%. Melalui upaya tersebut, mungkin yang tadinya Anda tidak ingin belanja berubah dan membuat keputusan untuk belanja.
Contoh lain yang muncul adalah di Tokopedia. Di kolom pencarian tertulis cari sarung tangan karet mungkin yang tadinya Anda tidak terpikir untuk membeli itu menjadi tergerak untuk membeli produk tersebut.
Hal ini terjadi karena belanja online telah menjadi kebiasaan yang erat dengan pengguna internet dan shopping mobile app.
Fenomena tersebut pun menghasilkan generasi baru yaitu Discovery Generation. Generasi ini cenderung belanja karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Hasrat yang muncul karena pengaruh faktor eksternal menjadi potensi yang dimanfaatkan para e-commerce dalam meningkatkan purchase rate.
Baca juga : Aktivitas Masyarakat Indonesia saat Terhubung ke Internet
Apa itu Discovery Generation?
Menurut laporan yang dibuat oleh Facebook definisi dari Discovery Generation adalah generasi yang suka melakukan eksplorasi atau menjelajah. Penjelajahan saat belanja tersebut akan berakhir pada aktivitas pembelian suatu produk.
Berdasarkan penjelasan di atas dijelaskan bahwa Discovery Generation tidak tahu persis apa yang akan mereka beli. Hampir semua aktivitas yang dilakukan dipengaruhi oleh items yang mereka lihat di katalog pada e-commerce.
Karakter Discovery Generation
Discovery Generation memang unik. Karakter mereka yang suka mengeksplorasi hal baru tersalurkan melalui kegiatan belanja. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas mereka dalam membandingkan kualitas, atau harga dari suatu barang di satu toko online dengan toko online lain.
Menurut data di atas dapat diketahui bahwa di 6 negara di Asia sebanyak lebih dari 50% Discovery Generation melakukan door-to-door shopping secara online.
Di Indonesia sendiri ada sekitar 52% generasi Discovery yang cenderung membandingkan situs belanja sebelum akhirnya membeli suatu barang. Sementara selebihnya terdiri dari 6% pembeli yang akhirnya belanja ke toko fisik, 24% membandingkan toko online dan toko fisik, dan 18% membeli tanpa membandingkan.
Ternyata, dari fenomena yang ada menunjukkan bahwa Discovery Generation terbagi menjadi 3 kategori. Masing - masing kategori terbagi lagi menjadi dua karakter.
Karakter pertama yaitu High spenders, mid spenders dan low spenders. Karakter terkuat ada pada High Spenders dengan kategori Evolved Shoppers, yaitu seorang generasi discovery mempunyai pendapatan di level medium ke tinggi. Sementara karakter paling lemah secara finansial adalah generasi Z.
Fenomena di atas menjelaskan bahwa perkembangan teknologi turut berpengaruh terhadap kebiasaan masyarakat dalam beraktivitas. Salah satu aktivitas yang mendapatkan pengaruhnya adalah kegiatan belanja.
Aktivitas belanja online pada akhirnya melahirkan generasi Discovery yang mempunyai jiwa menjelajah (exploring) ke berbagai toko online sebelum akhirnya membeli sebuah produk.
Hal ini bisa menjadi peluang untuk berbagai brand yang menyediakan produk atau jasa untuk membuat strategi marketing yang efektif. Efektif dari segi konten, display dan kegiatan promosi.
Baca juga : Aktivitas Masyarakat Indonesia saat Terhubung ke Internet